Sabtu, 22 September 2012

SAHABAT

PERSAHABATAN


Sahabat itu ibarat bulan dan bintang
Mereka tidak terlihat dan bertemu setiap saat
Namun keduanya selalu ada

Makna persahabatan
Seperti makhluk halus
Hanya sebagian yang bisa melihat
Namun semua bisa merasakannya

     Persahabatan
Seperti internet
Tak mengenal ruang dan batas

SAHABAT
Kalian seperti magician
Mendengar apa yang tidak terucap
Mengetahui apa yang terpikirkan

Sahabat
Seperti ombak di pantai
Terkadang pergi jauh
Namun selalu siap kembali menghampiri


                                   Sahabat
Ibarat dua buah roda
Dapat berjalan saat keduanya imbang 


People will let you go
Friends will never let you go
Best friend will let you go but they are still waiting for you to comeback ...

Jumat, 30 Maret 2012

Distance is Nothing ^^


LDR – Long distance relationship, setiap mendengar hal ini, sebagian orang langsung tertawa bahkan meremehkan tapi bagi sebagian kecil orang seperti aku dan dia, LDR atau biasa dibilang pacaran jarak jauh ini adalah sebuah komitmen. Mereka yang meremehkan atau menertawakan itu berpendapat bahwa cinta buat LDR itu bakalan cepat pudar, ya alasannya Cuma satu, yaitu jarak. Jarak mengakibatkan frekuensi pertemuan berbanding terbalik dengan rasa kangen :p
      Awalnya aku sama sekali gak nyangka kalau hubungan ini bisa berlanjut sampai hari ini. Semua bermula dari twitter sampai akhirnya aku dan dia berkomunikasi lewat blackberry messenger (BBM). First time kita gak ngobrol panjang lebar. Ingetnya waktu itu dia minta followback twitternya. Berlanjut sampai dia ngomentari display picture aku di BBM. Sejak saat itu, kita sering chat dan ngobrol seru-seruan. Di lain waktu juga kita sempet mentionan, misalnya aja waktu BBM pending. Hhehe :D
      Paling inget dulu aku manggil dia badut dan dia manggil aku pipi :”) Ini gak bakalan pernah aku lupain. Saat-saat di mana aku senyum-senyum sendiri waktu chat sama dia. Dia emang “badut” yang selalu menghibur dan bikin aku tersenyum. Aku berharap sama seperti dia, bisa bikin senyum melebar di wajahnya J
      Hari-hari berlalu dengan baik begitu juga dengan pertemanan kami. Seperti biasa, waktu luang aku gunain untuk chat dengan dia, bahkan terkadang obrolannya gak penting sama sekali tapi gak tahu kenapa ya have fun aja bawaannya :D Sampe suatu saat aku ngerasa ada yang aneh. Sikapnya berubah banget. Dari tweetnya aku ngambil kesimpulan kalo dia lagi gak mau diganggu, entah kenapa aku juga gak tahu.
      Tanggal 20-11-2011, ya, tanggal yang seharusnya menjadi indah, aku memutuskan untuk mematikan paket BB. Awal-awal sih bosen banget, yang biasanya autis, senyum-senyum kalo ngeliat hp, waktu itu buat bawa hp ke sekolah aja males rasanya. Emang sih ya menghemat pulsa #uups :p
      Tanggal 25-11-2011 aku kembali aktifin paket BB. Yang pertama aku lakuin itu bukan update status atau personal message “BB ON”. Bisa dibilang ini sengaja. Yang aku lakuin pertama itu adalah ngeliatin TimeLine nya dia selama beberapa hari terakhir. Ya bisa dibilang kalau aku kangen :”) Kembali senyum-senyum sendiri waktu liatin tweetnya yang bilang kalo dia lagi kangen sama seseorang. Aku jadi GR gitu deh padahal aku sama sekali gak tahu itu tweetnya buat siapa, yang penting GR dulu. LOL :D KANGEN? IYA! Tapi ga berani nyapa dia, BBM atau mention di twitter. Waktu aku check mention twitter, ternyata ada mention dari dia buat aku. *cieee* Tapi aku sengaja bales mentionnya esok hari.
      Tanggal 26-11-2011 sepulang sekolah aku nge-reply mentionnya. Seketika itu juga ada new message di BBM. Tralalalaaa~ ternyata itu BBM dari dia. SENENG? IYA! Tapi masih mikir-mikir mau bales apa. Pengennya sih bales terus langsung ngobrol panjang lebar kayak sebelumnya, tapi aku lebih milih bales BBMnya sesingkat mungkin. Saat itu aku mulai ngerasa sesuatu yang aneh deep inside my heart. Yah, aku ngaku deh ternyata aku suka sama dia tapi karena suatu alasan aku lebih milih untuk nyimpen rasa suka ini sendirian. Setelah ngobrol seadanya, aku jadi keringetan dan dag-dig-dug. Guess what? He said that he LOVES me. Rasanya itu kayak lagi di taman bunga waktu musim semi ditemani semilir angin, serba berbunga-bunga. Lebay ya? Tapi itulah yang aku rasain waktu itu. Terus aku  jadi inget lagunya Cassie – Is It You : “Is it you? Is it you? Maybe you’re the one i’ve been waiting for...”
      Pengen banget langsung bilang “iya” tapi aku lebih milih buat mikir dulu mau jawab apa. Setelah mikir sekian lama dan mempertimbangkan berbagai pertimbangan akhirnya keluar deh jawaban “yes, i want to be your girlfriend” dari hati yang paling dalem :”) Tanggal 26 November 2011 jadi hari bersejarah dalam hidup aku, dari single berubah jadi in relationship, tepatnya in long distance relationship, tapi itu kepanjangan :p Pacaran jarak jauh buat aku gak masalah, bisa ngobrol sama dia aja udah bikin aku seneng. Emang jauh sih Bengkulu – Jakarta tapi berasa deket. Hehehe :D
      Semenjak hari itu, tiap hari rasanya gak pernah kesepian lagi. Pagi-pagi buka mata pasti senyum liat BBM dari dia. Simple, Cuma ucapan “good morning” tapi bisa bikin pagi jadi lebih indah #tsaaah :D Tiap malem juga sama gitu, rasanya nyaman aja sebelum tidur dapet ucapan “good night” dari dia. Hari-hari yang indah, jangan pernah berakhir ya :”)
      Selama ngejalanin hubungan ini, ada semacam pro-kontra gitu. Ada yang meremehkan bahkan ngejadiin ini sebagai bahan ledekan tapi ada juga yang ngedukung. Ada yang bilang, punya pacar jauh itu kayak lagu Utopia “antara ada dan tiada”. Ada lagi yang bilang, pacar jauh di sana dia ngapa-ngapain kamu gak tahu apa-apa. Dan kalau malem minggu yang identik dengan berduaan sama pacar, sering aja dapay ledekan, punya pacar tapi tetep aja gak bisa diajak jalan malem minggu di rumah doang apa bedanya sama jomblo?! Yang mengerti sih tanggapannya positif aja, bahkan beberapa dari mereka kagum dengan pacaran jarak jauh. Gini ya, kita LDR tapi kita punya dong quality time, yah walaupun Cuma lewat BBM, sms, atau telpon. Ini sebagian tanggapan yang aku terima, “How about you, dear?” ;D
      Apa pun yang mereka bicarakan tentang long distance relationship, satu yang selalu aku dan dia jaga, yaitu kepercayaan. Kita selalu coba buat open-minded, terbuka aja satu sama lain. Kita juga udah janji gak bakal ada rahasia-rahasiaan lagi. Oh iya, yang ini juga gak kalah penting. KOMUNIKASI. Ya, komunikasi itu penting, sesibuk apa harus sempetin waktu buat sekedar ngasih kabar ke dia. Kalo ditanya soal kangen, itu udah pasti iya jawabannya. Kangen itu bisa diatasi kok. Sabar menanti kesempatan buat ketemu. Sampai sekarang tanggal 26-03-2012 waktu aku nulis cerita ini, hubungan kita udah 4 bulan berjalan lancar-lancar aja. Walopun sejauh ini kita baru dikasih kesempatan satu kali untuk bertatap muka dalam pertemuan yang singkat. Memang singkat tapi buat aku pertemuan itu sangat bermakna. Our first meeting. For me, distance is nothing as long as his love is here in my heart.
“We are apart but i feel close to you. I will keep my heart just for you. We will see our love grow beautifully everyday. I love you and i miss you so badly.”


With Love, 
HELEN

Minggu, 21 Agustus 2011


Ini lukisan aku waktu kelas X ^^
kenapa milih kodok?

Soalnya aku suka warna hijau :D







Ini gambar ilustrasi global warming






















ini juga ilustrasi global warming ^^












Jumat, 19 Agustus 2011

Bila cinta itu terkekang,
biarkanlah ia bebas terbang

Bila cinta itu tersisih,

biarkanlah ia bebas memilih

Bila cinta itu kebahagiaanmu,

pergilah dan kejar cintamu

Di sini aku menanti kehadiranmu

Saat kamu merasa lelah karena cintamu,

kembalilah ke sini ke sisiku

Aku akan tetap menunggumu
Bersama cintaku di sisiku.

Hilang


Maaf jika kamu merasa terganggu
Maaf jika kamu merasa jenuh
Maaf jika perhatian ini mengusik waktumu

Selama ini aku hanya berusaha menyayangimu
Rasa sayang yang tulus dari hatiku
Apakah kamu juga menyayangiku?
Kini keraguan itu tengah menghampiriku

Jika rasa sayang yang tulus itu telah pudar, kamu bebas untuk berhenti menyayangiku Pergi kapan pun kamu mau Aku tidak akan pernah melarangmu Bahkan saat kamu membenciku sekalipun

Di manakah rasa sayang yang tulus itu? Rasa yang dulu kutemukan dalam sosok dirimu Apakah telah pudar? Atau bahkan hilang tak berbekas?

Jumat, 03 Desember 2010

BAD DAY EVER



Today, 3rd of December.

Hari ini, bangun pagi-pagi dengan harapan semua berjalan lancar. Tapi ternyata semua ga seindah harapan, pagi2 ditantang sama soal ulangan Agama, gila, dr 4 soal, cuma bs jwb 3 dan itu pun ga tw bner ap ga. Alhasil, nilai saya sangat mengecewakan. ==`
Masuk ke kelas dengan muka muram, langsung disambut dengan ulangan Matematika. Bisa tersenyum karena soalnya tidak serumit ulangan sebelumnya. Bel istirahat berbunyi, kemudian saya bersama teman saya Tia pergi ke ruang TU untuk mengurus pembayaran uang komite. Waktu mau pulang ke kelas, kami dipanggil guru PPL, ternyata tape ketan yang hari Rabu kemarin dibuat sudah jadi. ^^?
Jam pelajaran 4 dan 5 tidak belajar, tetapi hanya bersih-bersih kelas karena hari Senin akan ulangan semester. *Wish me luck* :D
Bel pulang sekolah berbunyi. Saya diajak ke kantin sama Nadia, di kantin ketemu sama Dwi, Bella, Candra, Vicky, dan Okta.. Yeah, dimulailah aktivitas rutin, ketawa ga jelas bareng. #sofarsogood
Awalnya saya diajak nonton Harpot di 21 bersama mereka, tetapi saya dan Nadia memiliki rencana lain. Setelah cukup lama ketawa-ketawa ga jelas, kami pun berangkat ke Mega Mall. Sesampainya di sana, saya dan Nadia berpisah dengan yang lain. Kami memutuskan untuk menghabiskan waktu di Gramed. 1 jam berlalu, kami pun berangkat untuk ekskul Bridge. *everything's OK :)
Kami pun latihan dengan muka tidak bersemangat. Rasanya males nd ga mood banget. Pukul 15.45 saya dan Nadia pamit pulang.
Menunggu angkot. *so boring*
Akhirnya dapet angkot, Nadia udah bilang "prapto" dan diiyakan sama si supir. But in fact?? Kami nyasar ke
pasar Panorama. Tidak tahu harus nyari angkot kuning untuk pulang di mana.. Gara-gara seseorang kami badmood dan selamat bagi yang udah ngerusak hari saya dan Nadia.. -.-

Oh My God,

TODAY IS THE BAD DAY I EVER HAD. TT

Minggu, 23 Mei 2010

My Essay


Merpati Pengantar Surat Harapan
*Helen*

Pagi itu, aku berjalan kaki menyusuri jalan setapak mengikuti arah angin berhembus. Ku perhatikan sekeliling. Inikah kota tempat di mn aku tinggal? Dan jawabannya adalah ya. Di mana-mana terdengar isak tangis para makhluk lemah yang mengharapkan uluran tangan dan belas kasihan dari makhluk-makhluk lain yang memiliki keberuntungan lebih dari mereka. Kemudian aku tiba di sebuah taman kecil. Di sana ada segerombolan domba kecil bermain. Domba kecil yang aku maksud adalah anak-anak kecil tak bersalah namun tetap ambil peran dalam sandiwara hidup yang penuh penderitaan ini. Ku pandangi wajah dan pakaian mereka. Begitu kotor dan kusam. Pakaian mereka pun tak tentu lagi bentuknya. Aku pun bertanya dalam hati. "Masih layak kah pakaian itu? Apakah yang mereka kenakan masih bisa disebut pakaian?"
Aku mencoba untuk mendekati mereka. Ku pandangi kembali wajah mereka. Mungkinkah wajah mereka sudah diatur secara otomatis untuk menunjukkan kesedihan? Namun aku memperhatikan mereka kembali. Dari hasil analisisku, aku dapat berhipotesis bahwa mereka sedang menggoreskan tinta di atas secarik kertas kusam, dan bisa dipastikan bahwa kertas itu adalah bekas pembungkus nasi. Seorang dari antara mereka sedang memandangi foto para pemimpin bangsa kita, yaitu Indonesia. Aku kembali berhipotesis bahwa anak itu sedang berkhayal seolah foto tersebut mau memandang dan berbicara kepadanya. Layaknya seorang anak sedang curhat kepada sang Ayah.
Cukup lama aku memperhatikan mereka. Mungkin saja pohon-pohon di sekitar taman tempat mereka berkumpul itu adalah saksi bisu penderitaan yg mereka alami.. Di bawah terik matahari dan hanya berpayungkan awan, mereka mengulurkan tangan ke setiap orang-orang beruntung yang melewati jalanan itu, berharap ada orang beruntung yg tergugah hatinya memberikan sepeser uang untuk kehidupan mereka.
Aku kembali pada apa yg aku perhatikan daritadi. Aku lebih konsentrasi memperhatikan setiap gerak gerik mereka, ketimbang memperhatikan guru Fisika yg sedang menerangkan rumus2 sulit layaknya obat pahit yang dipaksa masuk melewati setiap centi dr organ tubuhku.
Setelah beberapa menit, mereka menggulung secarik kertas tersebut dan menguburnya di dalam tanah.. Ku dengar salah seorang dr mereka berkata,
“Aku pernah dengar sebuah dongeng yg indah, katanya kalau kita menulis harapan kita di selembar kertas lalu menguburnya dalam tanah, harapan kita itu akan menjadi kenyataan.”
Kemudian mereka berlari-lari kecil seiring dgn terdengarnya teriakan orang tua mereka yg menyuruh mereka kembali ke ladang penderitaan. Bagaikan dentuman petir yg memecah kesunyian malam. Aku menjadi sangat penasaran. Ku gali tanah tempat mereka mengubur kertas harapan tadi. Sebelumnya aku sempat berpikir, anak2 seperti mereka ternyata masih memiliki harapan. Aku mengira-ngira apa harapan mereka itu. Mungkinkah curhat mereka kepada sang Ayah pemimpin bangsa ini merupakan harapan mereka? Segera saja ku buka gulungan kertas tersebut.
“Untuk Pak Presiden..
Kami pengen hidup seperti anak2 lain.

Pengen ngerasain omelan guru di sekolah.

Pengen main, tertawa sama kawan2..

Main mobil2an yg canggih, main boneka yg lucu.

Pengen banget ngerasain gimana rasanya mayones di hamburger.
Minum susu yg katanya enak.
Makan es krim, makan coklat.

Makan ayam goreng, bukan tempe goreng.

Tidak usah kerja seperti ini.
Kami sangat berharap sang malaikat mengirimkn surat harapan ini
kepada sang pemimpin bangsa.
Inilah harapan kami, semoga jadi nyata.”

Hatiku tergerak membaca kata2 harapan mereka yang polos. Mereka berharap Pak Presiden mau mengambil peran montir yang mereparasi mesin kehidupan mereka yg sedang mengalami kerusakan berat.
Mereka bagai para org2 buta yg berharap agar dirinya mampu melihat cahaya, pelita sekali pun. Jadilah sumber cahaya yg memberi harapan kembali kepada anak2 Indonesia yg kurang beruntung. Anggaplah tulisan ku ini sebagai,
Burung merpati pengantar surat harapan mereka.


** Ini essay karya ku. Silakan dibaca ya, jgn lupa komen. :)